Biksu besar Eusang sempat menginap di
rumah salah seorang penganut Buddha dalam perjalanan ke kerajaan Tang,
Cina untuk belajar. Pemilik rumah itu mempunyai seorang anak perempuan
bernama Seonmyo. Si gadis itu menjadi jatuh cinta pada biksu Eusang dan
mencoba menggodanya. Namun, dia tidak berhasil mengambil hati biksu
Eusang yang sedang bertapa. Malah si gadis terharu terhadap sikap tekun
dan tulus biksu itu. Dia bersumpah akan menjadi murid biksu Eusang dan
mempersembahkan segala-galanya kepada sang biksu. Setelah 10 tahun
belajar di Cina, biksu Eusang akan pulang ke negaranya, Shilla. Ketika
mampir di rumah si gadis untuk berpamitan, si gadis sedang pergi.
Setelah mendengar kabar tentang pulangnya biksu kesayangannya, si gadis
mengemas barang-barang dan mengejarnya ke pelabuhan, tapi kapal yang
ditumpangi biksu Eusang sudah meninggalkan pelabuhan.
Si gadis yang merasa sayang terhadap si biksu menenggelamkan diri ke dalam laut sambil berdoa bahwa dia ingin menjadi naga besar dan melindungi pelayaran kapal yang sedang ditumpangi biksu Eusang. Gadis yang menjadi naga itu menolong perjalanan biksu ke Shilla. Disamping itu, pada saat pembangunan kuil Buseoksa, si gadis yang sudah menjadi naga itu berubah menjadi sebuah batu lagi, lalu menakutkan kaum penentangnya dengan terbang menjulang di atas kepala mereka. Berdasarkan peristiwa itu, kuil yang sedang dibangun itu diberi nama Buseoksa yang bermakna, batu terbang. Si gadis, Seonmyo itu menjadi naga batu, lalu dikuburkan dirinya di halaman kuil Buseoksa demi mempertahankan kuil itu.
Si gadis yang merasa sayang terhadap si biksu menenggelamkan diri ke dalam laut sambil berdoa bahwa dia ingin menjadi naga besar dan melindungi pelayaran kapal yang sedang ditumpangi biksu Eusang. Gadis yang menjadi naga itu menolong perjalanan biksu ke Shilla. Disamping itu, pada saat pembangunan kuil Buseoksa, si gadis yang sudah menjadi naga itu berubah menjadi sebuah batu lagi, lalu menakutkan kaum penentangnya dengan terbang menjulang di atas kepala mereka. Berdasarkan peristiwa itu, kuil yang sedang dibangun itu diberi nama Buseoksa yang bermakna, batu terbang. Si gadis, Seonmyo itu menjadi naga batu, lalu dikuburkan dirinya di halaman kuil Buseoksa demi mempertahankan kuil itu.
Infromasi Wisata |
0 komentar:
Posting Komentar